Penjelasan Ngaji Pasaran


Penjelasan Ngaji Pasaran

Kata ngaji pasaran dikalangan santri pondok pesantren salafi mungkin sudah tidak asing lagi, namun masih banyak yang belum paham atau salah mengartikan terkait ngaji pasaran khususnya dikalangan yang tidak mengenal dunia pondok pesantren.

Jadi pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sedikit pengertian dari ngaji pasaran, kebanyakan pondok pesantren salafi didaerah Jawa biasanya sudah menetapkan ngaji pasaran itu sebagai program tahunan yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 bulan Syaban sampai tanggal 15 Ramadhan, jadi pelaksanaanya hanya selama 1 bulan.

Pasaran sendiri pada umumnya ngaji seperti biasa, sang kiyai membacakan isi kitab dan artinya, santri mendengarkan dan menulis arti dari kitab yang dibacakan sang kiyai, namun yang membedakan kalau pasaran itu sistemnya pembacaannya yang cepat dan tertarget dalam jangka satu bulan harus hatam beberapa kitab.

Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-anwar Kadugede, ngaji pasaran juga sudah menjadi agenda rutin tahunan, yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 bulan Syaban dan berakhir pada tanggal 20 bulan Ramadhan, hingga tiba pada tanggal 20 Ramadhan santri mengadakan acara tafarukan dan libur pulang kerumahnya masing-masing untuk merayakan idul fitri bersama keluarganya dan kembali ke Pondok Pesantren pada tanggal 10 Syawal.

Pada ngaji pasaran tahun ini 1441 H, ada beberapa kitab yang dipasrankan di Pondok Pesantren Al-anwar yang disesuaikan dengan jenjang kelasnya, dari mulai kitab akhlak, tankih, qotrul goist, fathul qorib, fathul muin dll.

Di Pondok Pesantren Al-anwar sendiri ngaji pasaran hanya untuk kalangan sendiri, tanpa membuka untuk luar santri Pondok Pesantren Al-anwar, namun kalau kalau ada yang mau ikut kami persilahkan dan tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan.